Sebuah dokumen kepolisian Korea Utara menyebutkan ada laporan tentang kasus kanibalisme di negara itu. Jika benar, laporan itu mendukung kecurigaan yang beredar selama ini, GlobalPost melaporkan Rabu (22/6/2011).
Cerita tentang kanibalisme itu kebanyakan disampaikan oleh para pembelot dari Korea Utara. Kelaparan masif akibat menipisnya persediaan bahan pangan di negara itu memaksa warganya melakukan hal-hal tak terduga.
Kelaparan yang sudah berlangsung sejak akhir 1990-an itu diperkirakan telah menewaskan sekitar 2 juta orang. Korea Utara kini bergantung pada bantuan pangan internasional.
Dalam laporannya pada Senin (20/6/2011), Korean Herald menuliskan kepolisian Korea Utara merilis dokumen setebal 791 halaman pada 2009 yang berisi panduan untuk menangani para penjahat. Dalam pembuka laporan itu disebutkan, laporan itu berdasarkan kasus dan kondisi yang pernah terjadi.
Dalam laporan yang kemudian berada di tangan kelompok misionaris Korea Selatan Caleb Mission itu disebutnya ada kasus yang diduga terkait kanibalisme dan sejumlah kejahatan lain. Namun laporan itu tidak menyebut apakah kanibalisme sudah kasus yang sering terjadi.
Satu kasus yang disebut adalah seorang lelaki yang membunuh rekannya karena tidak bisa menahan lapar. Dia memakan sebagian daging rekannya itu lalu menjual sisanya ke pasar dan menyebutnya sebagai daging kambing. Sayangnya laporan itu tidak menyebut lebih detail tentang tempat dan waktu terjadinya.
Harian Kookmin Daily yang pertama kali mengungkap kasus itu. Disebutkan, terjadi tiga hingga empat kejahatan lain terkait kanibalisme dalam laporan polisi itu.
Seorang pembelot Korea Utara juga menceritakan kasus serupa. Dia mengaku melihat sendiri eksekusi mati yang dilakukan di depan umum terhadap seorang lelaki yang terbukti menjual daging manusia di pasar pada 1997.
"Banyak kasus kanibalisme saat itu," kata pembelot itu kepada kantor berita Yonhap. Dia meminta namanya tidak disebut karena mengkhawatirkan keselamatan keluarganya yang masih berada di Korea Utara.
Menanggapi hal itu, juru bicara Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan pemerintah tidak berhak mengonfirmasi kebenaran berita itu. Menurutnya, sulit menentukan otentisitas laporan tersebut.
Sementara itu tentang kelaparan di Korea Utara, laporan-laporan terbaru menyebut kelaparan tidak separah dan seluas yang dikabarkan selama ini.
Berdasarkan laporan sebuah tim Amerika Serikat yang dipimpin utusan khusus AS untuk hak asasi manusia di Korea Utara, Robert King, beberapa wilayah memang mengalami kekurangan bahan pangan.
sumber http://internasional.kompas.com/read...t.Jadi.Kanibal
Cerita tentang kanibalisme itu kebanyakan disampaikan oleh para pembelot dari Korea Utara. Kelaparan masif akibat menipisnya persediaan bahan pangan di negara itu memaksa warganya melakukan hal-hal tak terduga.
Kelaparan yang sudah berlangsung sejak akhir 1990-an itu diperkirakan telah menewaskan sekitar 2 juta orang. Korea Utara kini bergantung pada bantuan pangan internasional.
Dalam laporannya pada Senin (20/6/2011), Korean Herald menuliskan kepolisian Korea Utara merilis dokumen setebal 791 halaman pada 2009 yang berisi panduan untuk menangani para penjahat. Dalam pembuka laporan itu disebutkan, laporan itu berdasarkan kasus dan kondisi yang pernah terjadi.
Dalam laporan yang kemudian berada di tangan kelompok misionaris Korea Selatan Caleb Mission itu disebutnya ada kasus yang diduga terkait kanibalisme dan sejumlah kejahatan lain. Namun laporan itu tidak menyebut apakah kanibalisme sudah kasus yang sering terjadi.
Satu kasus yang disebut adalah seorang lelaki yang membunuh rekannya karena tidak bisa menahan lapar. Dia memakan sebagian daging rekannya itu lalu menjual sisanya ke pasar dan menyebutnya sebagai daging kambing. Sayangnya laporan itu tidak menyebut lebih detail tentang tempat dan waktu terjadinya.
Harian Kookmin Daily yang pertama kali mengungkap kasus itu. Disebutkan, terjadi tiga hingga empat kejahatan lain terkait kanibalisme dalam laporan polisi itu.
Seorang pembelot Korea Utara juga menceritakan kasus serupa. Dia mengaku melihat sendiri eksekusi mati yang dilakukan di depan umum terhadap seorang lelaki yang terbukti menjual daging manusia di pasar pada 1997.
"Banyak kasus kanibalisme saat itu," kata pembelot itu kepada kantor berita Yonhap. Dia meminta namanya tidak disebut karena mengkhawatirkan keselamatan keluarganya yang masih berada di Korea Utara.
Menanggapi hal itu, juru bicara Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan pemerintah tidak berhak mengonfirmasi kebenaran berita itu. Menurutnya, sulit menentukan otentisitas laporan tersebut.
Sementara itu tentang kelaparan di Korea Utara, laporan-laporan terbaru menyebut kelaparan tidak separah dan seluas yang dikabarkan selama ini.
Berdasarkan laporan sebuah tim Amerika Serikat yang dipimpin utusan khusus AS untuk hak asasi manusia di Korea Utara, Robert King, beberapa wilayah memang mengalami kekurangan bahan pangan.
sumber http://internasional.kompas.com/read...t.Jadi.Kanibal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar