INILAH.COM,Jakarta - Sebuah studi menyebutkan mengurangi konsumsi garam tidak serta merta membuat seseorang lebih sehat dan terhindar dari penyakit. Benarkah?
Penelitian banyak menunjukkan, mengurangi konsumsi garam ternyata tak membuat Anda lebih sehat dan tidak mencegah serangan jantung, struk atau kematian dini.
Ironis memang, tapi itulah yang ditemukan oleh para ilmuwan dengan melakukan riset terhadap hampir dari 6.500 orang, dan menyimpulkan, tidak ada “bukti kuat” yang menyatakan bahwa kadar garam yang rendah saat diet, mengurangi resiko sakit jantung atau kematian dini.
Pengurangan tersebut sebenarnya, malah meningkatkan kemungkinan kematian pada beberapa pasien yang bermasalah dengan jantung. Peneliti dari Exeter University mengatakan manfaat mengurangi garam selama ini terlalu berlebihan.
Mereka juga menunjukan bahwa masih ada faktor gaya hidup penting lain seperti konsumsi buah, olahraga, mengikuti diet low-fat dan tidak merokok yang juga mempengaruhi kesehatan seseorang.
Seperti dikutip dari Dailymail, temuan ini dikritik oleh para ilmuwan lainnya dan juga pelaku kampanye yang mengatakan ada bukti yang kuat bahwa mengurangi asupan garam dapat mencegah serangan jantung.
Hasil studi ini dinilai lebih karena mereka yang terlibat di dalamnya mengurangi kadar garam hanya dalam waktu singkat.
Sementara, garam dalam jumlah banyak saat diet meningkatkan risiko tekanan darah tinggi atau hipertensi, yang dapat berujung pada serangan jantung dan struk.
Penelitian banyak menunjukkan, mengurangi konsumsi garam ternyata tak membuat Anda lebih sehat dan tidak mencegah serangan jantung, struk atau kematian dini.
Ironis memang, tapi itulah yang ditemukan oleh para ilmuwan dengan melakukan riset terhadap hampir dari 6.500 orang, dan menyimpulkan, tidak ada “bukti kuat” yang menyatakan bahwa kadar garam yang rendah saat diet, mengurangi resiko sakit jantung atau kematian dini.
Pengurangan tersebut sebenarnya, malah meningkatkan kemungkinan kematian pada beberapa pasien yang bermasalah dengan jantung. Peneliti dari Exeter University mengatakan manfaat mengurangi garam selama ini terlalu berlebihan.
Mereka juga menunjukan bahwa masih ada faktor gaya hidup penting lain seperti konsumsi buah, olahraga, mengikuti diet low-fat dan tidak merokok yang juga mempengaruhi kesehatan seseorang.
Seperti dikutip dari Dailymail, temuan ini dikritik oleh para ilmuwan lainnya dan juga pelaku kampanye yang mengatakan ada bukti yang kuat bahwa mengurangi asupan garam dapat mencegah serangan jantung.
Hasil studi ini dinilai lebih karena mereka yang terlibat di dalamnya mengurangi kadar garam hanya dalam waktu singkat.
Sementara, garam dalam jumlah banyak saat diet meningkatkan risiko tekanan darah tinggi atau hipertensi, yang dapat berujung pada serangan jantung dan struk.
Saat ini orang dewasa disarankan mengonsumsi garam tidak lebih dari 6gr, setara dengan satu sendok teh, atau rata-rata 9gr dalam satu hari.
Pemerintah Inggris saat ini telah memulai kerjasama dengan para pengusaha, perusahaan makanan cepat saji dan restoran untuk mengurangi jumlah garam dalam produk mereka.
Pemerintah Inggris saat ini telah memulai kerjasama dengan para pengusaha, perusahaan makanan cepat saji dan restoran untuk mengurangi jumlah garam dalam produk mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar